Senin, 03 Agustus 2015

SYSTEM THEORY IN HUMAN COMMUNICATION



 By Cosgathar 
Teori sistem memagang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi.  Teori ini memberikan gambaran secara umum tentang komunikasi sebagai sebuah ilmu yang mempunyai persfektifnya sendiri dalam melihat manusia sebagai aktor terpenting dalam kehidupan ini. Bersama dengan dua teori penting lainnya (cybernetic dan teori informasi), teori sistem mampu menjelaskan bagaimana dunia komunikasi  manusia dijalankan. Secara lebih khusus, teori  sistem menjelaskasn bagaimana interaksi diantara elemen dalam sebuah proses besar;  Cybernetic lebih berkaitan dengan bagaimana  control dan regulasi dalam sistem terjadi dan dilakukan;  sedangkan teori informasi lebi fokus kepada pengukuran dan pengiriman dari sinyal yang terjadi dalam komunikasi.
A. Pengertian Teori  Sistem
Teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk komunikasi terutama dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk kegiatan interaksi sebagai suatu proses yang menghubungkan (a linking process). Katz dan Kahn percaya bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Entitas-entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatomi yang dapat diidentifikasi ketika entitas-entitas itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika suatu organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih dapat diperiksa lewat pembedahan (postmortem analysis). Bila kita menerima pendapat katz dan Kahn ini, maka peran komunikasi sebagai suatu proses penghubung akan mempunyai arti khusus dan penting.
Saat sebuah sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi sebagaimana yang terjadi dalam struktur mekanisa dan biologis. Sistem sosial merupakan sebuah struktur peristiwa yang terlepas dari bagian-bagian fisiknya, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dan kegiatannya. Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). “Komunikasi, pertukaran informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi”. Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti “penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi. Di sini terlihat peran komunikasi sebagai proses penghubung yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai akibat dan “berkomunikasi” yang terjadi dalam organisasi. Terlihat pula bagaimana   bentuk-bentuk khusus komunikasi sebagai keterampilan dan kegiatan komunikasi organisasi.
Dalam teori sistem, untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan pengenalan  berbagai hambatan komunikasi yang ada. Dengan demikian pelaku komunikasi bisa mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi, misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Katz dan Kahn berpendapat bahwa “watak suatu sistem sosial, mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif, suatu mandat untuk menghindari sebagian saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya”.
Secara lebih sederhana,  Scott (1961) menerangkan bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi masing-masing bagiann ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan”. Dari  sudut pandang sistem, komunikasi adalah organisasi.
Little John menerangkan terdapat empat hal untuk menjelaskan tentang sistem, yakni: Pertama  objek, yakni bagian-bagian, elemen-elemen dan variable dalam sebuah sistem.   Kedua  sistem yang terdiri hubungan-hubungan, yakni kualitas atau sifat dari sistem dan objeknya. Ketiga sistem yang mempunyai hubungan internal diantara objek-objeknya. Keempat sistem yang berada didalam lingkungan, yakni sebuah sistem  yang kemudian sesuatu didalamnya mempengaruhi satu sama lain dalam lingkungan dengan bentuk yang berbeda dari bentuk-bentuk yang lain.
Secara umum, sistem sendiri bisa dibagi menjadi dua karakter, yakni sistem tertutup dan sistem terbuka.  Di dalam sistem tertutup tidak ada atau tidak dikenal adanya pertukaran dengan lingkungan. Sebaliknya, dalam sistem terbuka,  terdapat pertukanran dengan lingkungan sekitarnya. Sistem menerima energy dari lingkungannya dan mengikrimkannya kembali energi ke lingkungannya.  Dalam system terbuka sebagai contoh keluarga dimana anggota Dalam keluarga adalah objek-objek. Dan karakter mereka adalah attribute (sifat), sistem keluarga dibentuk oleh intreaksi diantara anggota-anggotanya. Keluarga juga berada dalam lingkungan sosial dan budaya. Keluarga dan lingkungannya mempengaruhi satu sama lain. Pengertian ini yang dinamakan sebagai unit.
            Terdapat beberapa sifat  dalam sebuah  sistem, antara lain: pertama, kesatuan dan saling ketergantungan. Sistem adalah kesatuan yang unik, yakni terdiri dari bentuk-bentuk yang salng berhubungan  yang berbeda-beda dari sistem yang lain. Dalam konsep interdependensi, satu variable kadang-kadang menyebabkan variabbel yang lain. Variable A menyebabkan B dan menyebabkan C dan seterusnya dalam proses sirkular dan kembali lagi ke variabel A.
            Kedua,  Herarki.  Sistem cenderung untuk melekatkan satu dengan yang lain. Maksudnya suatu sistem dalah bagian dari sistem yang lebih besar.  Sistem yang lebih besar kemudian disebut sebagai Suprasystem dan yang lebih kecil di sebut dengan subsistem. Contohnya keluarga, dimana keluarga besar merupakan suprasistem, dimana dirinya merupakan bagian dari sistem yang lebih besar dari masyarakat.  Subsistem dari keluarga besar adalah kelauarga inti, dan subsistem dari keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak.  Gambaran ini menunjukkan adanya herarki diantara sistem yang lebih kecil dalam sistem yang lebih besar .
            Ketiga,  pengaturan diri dan control. Banyak sistem yang berfokus pada tujuan dan mengatur perilakunya untuk mencapai suatu tujuan. Keempat, pertukaran dengan lingkungan. Sistem terbuka berinteraksi dengan lingkungan. Dalam kondisi ini mereka memasukan dan mengeluarkan energy ke lingkungan. Kelima, keseimbangan. Sistem akan selalu mencari titik keseimbangan dan selalu memperbaiki diri jika ada subssistem yang mengganggu sistem lain yang akan mempengaruhi sistem yang lebih besar.
            Keenam, kemampuan berubah dan beradaptasi. Sistem harus bisa beradaptasi karena berada dalam lingkungan yang berubah setiap saat. Sehingga selain mempunyai keseimbangan, sistem juga harus mempunyai kemampuan untuk berubah. Dan ketujuh,  Equifinality.  Berarti usaha untuk menyelesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan dari permulaan yang berbeda. Dalam sistem adaptasi dapat mencapai tujuan dengan kondisi lingkungan yang berbeda.
B. Teori Informasi
Teori informasi terkait dengan studi kuantitatif dari sinyal-sinyal.  Informasi merupakan sebuah ukuran dari ketidakpastian dalam sebuah situasi, sehingga ketika situasi dapat diprediksi secara lengkap maka informasi tidak ada, kondisi ini dikenal dengan negentropy. Informasi sebagai pilihan-pilihan atau aternatif-alternatif, menyediakan seseorang untuk memprediksi hasilnya. Dengan kata lain seseorang membutuhkan fakta-fakta untuk memprediksi hasil dari situasi yang komplek daripada mempresiksi hasil dari sesuatu yang sedarhana. Sehingga dapat disimpulkan dengan kalimat, informasi lebih dalam sebuah informasi akan membuat pilihan-pilihan lebih banyak dapat diambil dalam situasi. Ada istilah yang dikenal sebagai redudansi, dimana keseluruhan pengaturan dari sebuah kalimat sudah terbentuk dan perbagiannya sudah terprediksi.  Kalimat dalam hal ini mengandung ketidakpastian karena tidak dapat diprediksi dengan tepat secara lengkap.
Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter, receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi.  Jika dianalogikan dengan pesawat telepon, salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
 Shannon dan Weaver membuat model komunikasi yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya.  Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.
 Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif), di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi. Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).   Semakin  besar entropi, semakin kecil kemungkinan-kemungkinannya (prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan (highly predictable), maka informasi tidak ada sama sekali.
Sedangkan redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundansi dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu fungsi  yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
 Redudansi  dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan sifat pesan, atau dengan khalayak. Misalnya, ketika kita berkomunikasi melalui pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya
            Selain masalah gangguan, redundansi juga membantu mengatasi masalah dalam pentransmisian pesan entropik dalam proses komunikasi. Pesan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan, lebih baik disampaikan lebih dari satu kali, dengan berbagai cara yang sekreatif mungkin.
Fungsi kreatif redundansi  bila dikaitkan dengan khalayak, akan sangat bermanfaat terutama pada persoalan jumlah dan gangguan pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan tertuju pada khalayak yang besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus memiliki tingkat redundansi yang tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya, jika khalayak berada pada jumlah yang kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan yang akan disampaikan akan lebih entropik.
 Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
 Selain masalah di atas, konsep redundansi juga bisa diperluas hubungannya dengan konvensi dan hubungan realitas sosial masyarakat. Konvensi adalah menyusun suatu pesan dengan pola-pola yang sama. Pengertian sederhananya dapat dipahami sebagai bentuk baku yang telah umum diterima sebagai pedoman. Sebagai contoh, dalam karya sastra lama ada yang disebut dengan pantun. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama (klasik) yang memiliki karakteristik tersendiri. Cirinya antara lain berpola AB AB, artinya bunyi huruf terakhir dari dua baris terakhir pasti sama dengan bunyi dua huruf terakhir dua baris pertama
C. Tradisi Cybernetic
Cybernetic adalah  kajian dari regulasi dan kontrol dalam sebuah sistem.  Sistem diatur, mencapai tujuan-tujuan dan penuh tujuan. Ini merupakan subyek cybernetic atau kajian tentang feedback. Cybernetics berhubungan dengan cara sebuah sistem mengukur efeknya dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan. Ide paling simple dari cybernetic  terdiri dari sebuah sensor, komparator dan activator. Sensor menghasilkan feedback kepada komparator dan kemudian komparator menghasilkan panduan kepada activator yang mengasilkan output yang mempengaruhi lingkungan dengan beberapa cara. Proses dasar dari Output-feedback-adjustment adalah dasar dari cybernetic.
Dalam tradisi sibernetik, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan. Ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika. Sistem merupakan perangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang bersama membentuk sesuatu yang lebih dari sekedar bagian-bagian.
Layaknya sebuah keluarga, semua sistem adalah unik, yang kesemuanya diberi ciri oleh sebuah bentuk hubungan. Bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa perbandingan umpan balik sangat akrab dengan diskusi terbuka dibandingkan sistem tertutup dalam pembahasan teori sistem sebelumnya. Respon umpan balik adalah konsep sentral dalam proses komunikasi.
Dalam kajian sibernetika pada sebuah sistem  dikenal dua macam feedback, yaitu negative feedback dan positif feedback atau umpan balik negatif dan umpan balik positif.  Umpan balik negatif  terjadi karena tidak mengidentifikasi bentuk khusus dari panduan, kekurangan atau mengarahkan mengulangi, atau menyediakan bimbingan untuk mengubah kinerja dari tidak bisa diterima diterima. Bahkan jika feedback tidak mengidentifikasi kelemahan tertentu, ia pasif kecuali menyediakan informasi yang membimbing dan mengarahkan modifikasi kinerja yang diinginkan. feedback pasif hanya mengidentifikasi kinerja tidak dapat diterima. Misalnya, jika seorang pekerja menyelesaikan tugas dan supervisor memberikan umpan balik seperti "Tidak, pekerjaan yang tidak benar dan saya tidak akan menerimanya. Lakukan lagi”.
Umpan balik positif memodifikasi dan memperbaiki kinerja; Ini adalah umpan balik formatif hanya dalam minimal cara-mengatakan. seperti penguat umpan balik, umpan balik formatif memerlukan evaluasi mendalam kinerja dan hasilnya dan pelaku. Seorang pekerja berpengalaman umumnya perlu umpan balik kurang rinci formatif aktif dibandingkan pekerja baru yang relatif tidak berpengalaman.
Selanjtunya dikembangkan  sebuah alternatif dari tradisi Cybernetic  sebelumnya, yaitu second order cybernatic. Second order Cybernetic meyakini bahwa peneliti tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar system itu sendiri karena peneliti selalu diikat secara sibenetika dengan system yang diobservasi. Dalam tradisi ini Claude Shannon mengemukakan bahwa komunikasi merupakan proses informasi, dengan contoh ketika ada telepon masuk. Dan digambarkan dengan persamaan sederhana :
Channel capacity = Information + Noise

D. Komentar & Kritik

Teori sistem menjelaskan dengan  sederhana bagaimana dasar dari sebuah sistem dan aplikasinya dalam proses komunikasi.  Hanya saja contoh-contoh yang berhubungan langsung dengan kasus-kasus komunikasi kurang banyak dimunculkan. Terutama bagaimana proses transmisi informasi dengan kasus-kasus yang terjadi dan dibreakdown secara detail dengan menggunakan teori sistem. Penjelasan tentang cybernetic juga tidak terlalu dalam, dalam prakteknya peresume sulit mencarikan contoh yang ideal untuk menjelaskan berbagai kasus dengan teori ini. Termasuk juga menjelaskan bagaimana apilkasinya dalam sebuah riset dengan pendekatan teori-teori tersebut. Namun meski demikian, teori sistem mampu menjelaskan secara umum dan luas (meski belum dalam) tentang beberapa istilah dan kajian baru dalam dunia komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar