By Cosgathar
Teori sistem
memagang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi. Teori ini memberikan gambaran secara umum
tentang komunikasi sebagai sebuah ilmu yang mempunyai persfektifnya sendiri
dalam melihat manusia sebagai aktor terpenting dalam kehidupan ini. Bersama
dengan dua teori penting lainnya (cybernetic dan teori informasi), teori sistem
mampu menjelaskan bagaimana dunia komunikasi
manusia dijalankan. Secara lebih khusus, teori sistem menjelaskasn bagaimana interaksi
diantara elemen dalam sebuah proses besar;
Cybernetic lebih berkaitan dengan bagaimana control dan regulasi dalam sistem terjadi dan
dilakukan; sedangkan teori informasi
lebi fokus kepada pengukuran dan pengiriman dari sinyal yang terjadi dalam
komunikasi.
A. Pengertian Teori
Sistem
Teori-teori
klasik dan perilaku sering merujuk komunikasi terutama dalam kaitannya dengan
bentuk-bentuk kegiatan interaksi sebagai suatu proses yang menghubungkan (a
linking process). Katz dan Kahn percaya bahwa struktur sosial berbeda dengan
struktur mekanis dan struktur biologis. Entitas-entitas fisik dan biologis
seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatomi yang dapat diidentifikasi
ketika entitas-entitas itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika suatu
organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih dapat diperiksa
lewat pembedahan (postmortem analysis). Bila kita menerima pendapat katz dan
Kahn ini, maka peran komunikasi sebagai suatu proses penghubung akan mempunyai
arti khusus dan penting.
Saat sebuah
sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat
diidentifikasi sebagaimana yang terjadi dalam struktur mekanisa dan biologis.
Sistem sosial merupakan sebuah struktur peristiwa yang terlepas dari
bagian-bagian fisiknya, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dan
kegiatannya. Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan
orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan
diam). “Komunikasi, pertukaran informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu
sistem sosial atau suatu organisasi”. Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin
untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti “penggunaan
pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan” ke
dalam konsep komunikasi. Di sini terlihat peran komunikasi sebagai proses
penghubung yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai
akibat dan “berkomunikasi” yang terjadi dalam organisasi. Terlihat pula
bagaimana bentuk-bentuk khusus komunikasi
sebagai keterampilan dan kegiatan komunikasi organisasi.
Dalam teori
sistem, untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan pengenalan berbagai hambatan komunikasi yang ada. Dengan
demikian pelaku komunikasi bisa mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran
yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi,
misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Katz dan
Kahn berpendapat bahwa “watak suatu sistem sosial, mengisyaratkan selektivitas
saluran dan tindakan komunikatif, suatu mandat untuk menghindari sebagian
saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya”.
Secara lebih
sederhana, Scott (1961) menerangkan
bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang
satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan
informasi. Fungsi komunikasi masing-masing bagiann ini sekaligus merupakan
konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan”. Dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah
organisasi.
Little John
menerangkan terdapat empat hal untuk menjelaskan tentang sistem, yakni:
Pertama objek, yakni bagian-bagian,
elemen-elemen dan variable dalam sebuah sistem. Kedua
sistem yang terdiri hubungan-hubungan, yakni kualitas atau sifat dari
sistem dan objeknya. Ketiga sistem yang mempunyai hubungan internal diantara
objek-objeknya. Keempat sistem yang berada didalam lingkungan, yakni sebuah
sistem yang kemudian sesuatu didalamnya
mempengaruhi satu sama lain dalam lingkungan dengan bentuk yang berbeda dari
bentuk-bentuk yang lain.
Secara umum,
sistem sendiri bisa dibagi menjadi dua karakter, yakni sistem tertutup dan
sistem terbuka. Di dalam sistem tertutup
tidak ada atau tidak dikenal adanya pertukaran dengan lingkungan. Sebaliknya,
dalam sistem terbuka, terdapat
pertukanran dengan lingkungan sekitarnya. Sistem menerima energy dari
lingkungannya dan mengikrimkannya kembali energi ke lingkungannya. Dalam system terbuka sebagai contoh keluarga
dimana anggota Dalam keluarga adalah objek-objek. Dan karakter mereka adalah
attribute (sifat), sistem keluarga dibentuk oleh intreaksi diantara
anggota-anggotanya. Keluarga juga berada dalam lingkungan sosial dan budaya.
Keluarga dan lingkungannya mempengaruhi satu sama lain. Pengertian ini yang
dinamakan sebagai unit.
Terdapat beberapa sifat dalam sebuah
sistem, antara lain: pertama, kesatuan dan saling ketergantungan. Sistem
adalah kesatuan yang unik, yakni terdiri dari bentuk-bentuk yang salng
berhubungan yang berbeda-beda dari
sistem yang lain. Dalam konsep interdependensi, satu variable kadang-kadang
menyebabkan variabbel yang lain. Variable A menyebabkan B dan menyebabkan C dan
seterusnya dalam proses sirkular dan kembali lagi ke variabel A.
Kedua, Herarki.
Sistem cenderung untuk melekatkan satu dengan yang lain. Maksudnya suatu
sistem dalah bagian dari sistem yang lebih besar. Sistem yang lebih besar kemudian disebut
sebagai Suprasystem dan yang lebih kecil di sebut dengan subsistem. Contohnya
keluarga, dimana keluarga besar merupakan suprasistem, dimana dirinya merupakan
bagian dari sistem yang lebih besar dari masyarakat. Subsistem dari keluarga besar adalah
kelauarga inti, dan subsistem dari keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Gambaran ini menunjukkan adanya
herarki diantara sistem yang lebih kecil dalam sistem yang lebih besar .
Ketiga, pengaturan diri dan control. Banyak sistem
yang berfokus pada tujuan dan mengatur perilakunya untuk mencapai suatu tujuan.
Keempat, pertukaran dengan lingkungan. Sistem terbuka berinteraksi dengan
lingkungan. Dalam kondisi ini mereka memasukan dan mengeluarkan energy ke
lingkungan. Kelima, keseimbangan. Sistem akan selalu mencari titik keseimbangan
dan selalu memperbaiki diri jika ada subssistem yang mengganggu sistem lain
yang akan mempengaruhi sistem yang lebih besar.
Keenam, kemampuan berubah dan
beradaptasi. Sistem harus bisa beradaptasi karena berada dalam lingkungan yang
berubah setiap saat. Sehingga selain mempunyai keseimbangan, sistem juga harus
mempunyai kemampuan untuk berubah. Dan ketujuh,
Equifinality. Berarti usaha untuk
menyelesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan dari permulaan yang berbeda.
Dalam sistem adaptasi dapat mencapai tujuan dengan kondisi lingkungan yang
berbeda.
B. Teori Informasi
Teori
informasi terkait dengan studi kuantitatif dari sinyal-sinyal. Informasi merupakan sebuah ukuran dari
ketidakpastian dalam sebuah situasi, sehingga ketika situasi dapat diprediksi
secara lengkap maka informasi tidak ada, kondisi ini dikenal dengan negentropy.
Informasi sebagai pilihan-pilihan atau aternatif-alternatif, menyediakan
seseorang untuk memprediksi hasilnya. Dengan kata lain seseorang membutuhkan
fakta-fakta untuk memprediksi hasil dari situasi yang komplek daripada
mempresiksi hasil dari sesuatu yang sedarhana. Sehingga dapat disimpulkan
dengan kalimat, informasi lebih dalam sebuah informasi akan membuat
pilihan-pilihan lebih banyak dapat diambil dalam situasi. Ada istilah yang
dikenal sebagai redudansi, dimana keseluruhan pengaturan dari sebuah kalimat
sudah terbentuk dan perbagiannya sudah terprediksi. Kalimat dalam hal ini mengandung
ketidakpastian karena tidak dapat diprediksi dengan tepat secara lengkap.
Teori
informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang
lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna
pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yang mendesain transmitter,
receiver, dan code untuk memudahkan efisiensi informasi. Jika dianalogikan dengan pesawat telepon,
salurannya adalah kabel, sinyalnya adalah arus listrik di dalamnya, dan transmitter
dan penerimanya adalah pesawat telepon. Dalam percakapan, mulut adalah
transmitternya, sedangkan gelombang suara yang ke luar melalui saluran udara
adalah sinyalnya, dan telinga adalah penerimanya.
Shannon dan Weaver membuat model komunikasi
yang dilihat sebagai proses linear yang sangat sederhana. Karakteristik
kesederhanaanya ini menonjol dengan jelas. Mereka menyoroti masalah-masalah
komunikasi (penyampaian pesan) berdasarkan tingkat kecermatannya. Sebagaimana yang dipakai dalam teori komunikasi
informasi atau matematis, konsep tidak mengacu pada makna, akan tetapi hanya
memfokuskan titik perhatiannya pada banyaknya stimulus atau sinyal.
Konsep dasar dalam teori ini adalah entropi
dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini
saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif), di mana entropi akan
sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat
dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan
rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information). Semakin
besar entropi, semakin kecil kemungkinan-kemungkinannya
(prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi,
dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi
yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan
secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan (highly
predictable), maka informasi tidak ada sama sekali.
Sedangkan
redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable).
Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah
(low information). Fungsi dari redundansi dalam komunikasi menurut Shannon dan
Weaver ada dua, yaitu fungsi yang
berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep
redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Redudansi
dapat membantu untuk mengatasi masalah komunikasi praktis. Masalah ini
berhubungan dengan akurasi dan kesalahan, dengan saluran dan gangguan, dengan
sifat pesan, atau dengan khalayak. Misalnya, ketika kita berkomunikasi melalui
pesawat telepon dan mengalami gangguan, mungkin sinyal yang lemah, maka kita
akan mengeja huruf dengan ejaan yang telah banyak diketahui umum, seperti
charlie untuk C, alpa untuk huruf A, dan seterusnya
Selain masalah gangguan, redundansi
juga membantu mengatasi masalah dalam pentransmisian pesan entropik dalam
proses komunikasi. Pesan yang tidak diinginkan atau tidak diharapkan, lebih
baik disampaikan lebih dari satu kali, dengan berbagai cara yang sekreatif
mungkin.
Fungsi
kreatif redundansi bila dikaitkan dengan
khalayak, akan sangat bermanfaat terutama pada persoalan jumlah dan gangguan
pesan di dalamnya. Jika pesan yang ingin disampaikan tertuju pada khalayak yang
besar dan heterogen, maka pesan tersebut harus memiliki tingkat redundansi yang
tinggi, sehingga pesan yang disampaikan akan berhasil dan mudah dicerna. Sebaliknya,
jika khalayak berada pada jumlah yang kecil, spesialis, dan homogen, maka pesan
yang akan disampaikan akan lebih entropik.
Contoh dari fungsi redundansi di atas misalnya
pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni
bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih
mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita
rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
Selain masalah di atas, konsep redundansi juga
bisa diperluas hubungannya dengan konvensi dan hubungan realitas sosial
masyarakat. Konvensi adalah menyusun suatu pesan dengan pola-pola yang sama.
Pengertian sederhananya dapat dipahami sebagai bentuk baku yang telah umum diterima
sebagai pedoman. Sebagai contoh, dalam karya sastra lama ada yang disebut
dengan pantun. Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra lama (klasik)
yang memiliki karakteristik tersendiri. Cirinya antara lain berpola AB AB,
artinya bunyi huruf terakhir dari dua baris terakhir pasti sama dengan bunyi
dua huruf terakhir dua baris pertama
C. Tradisi Cybernetic
Cybernetic adalah kajian dari regulasi dan kontrol dalam sebuah
sistem. Sistem diatur, mencapai
tujuan-tujuan dan penuh tujuan. Ini merupakan subyek cybernetic atau kajian
tentang feedback. Cybernetics berhubungan dengan cara sebuah sistem mengukur
efeknya dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan. Ide paling simple dari
cybernetic terdiri dari sebuah sensor, komparator
dan activator. Sensor menghasilkan feedback kepada komparator dan kemudian
komparator menghasilkan panduan kepada activator yang mengasilkan output yang
mempengaruhi lingkungan dengan beberapa cara. Proses dasar dari
Output-feedback-adjustment adalah dasar dari cybernetic.
Dalam tradisi
sibernetik, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau
variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta
mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima
keseimbangan dan perubahan. Ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika.
Sistem merupakan perangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang
bersama membentuk sesuatu yang lebih dari sekedar bagian-bagian.
Layaknya
sebuah keluarga, semua sistem adalah unik, yang kesemuanya diberi ciri oleh
sebuah bentuk hubungan. Bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh
ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah
yang mengatur sistem itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa perbandingan umpan
balik sangat akrab dengan diskusi terbuka dibandingkan sistem tertutup dalam
pembahasan teori sistem sebelumnya. Respon umpan balik adalah konsep sentral
dalam proses komunikasi.
Dalam kajian
sibernetika pada sebuah sistem dikenal
dua macam feedback, yaitu negative feedback dan positif feedback atau umpan
balik negatif dan umpan balik positif.
Umpan balik negatif terjadi
karena tidak mengidentifikasi bentuk khusus dari panduan, kekurangan atau
mengarahkan mengulangi, atau menyediakan bimbingan untuk mengubah kinerja dari
tidak bisa diterima diterima. Bahkan jika feedback tidak mengidentifikasi
kelemahan tertentu, ia pasif kecuali menyediakan informasi yang membimbing dan
mengarahkan modifikasi kinerja yang diinginkan. feedback pasif hanya
mengidentifikasi kinerja tidak dapat diterima. Misalnya, jika seorang pekerja
menyelesaikan tugas dan supervisor memberikan umpan balik seperti "Tidak,
pekerjaan yang tidak benar dan saya tidak akan menerimanya. Lakukan lagi”.
Umpan balik
positif memodifikasi dan memperbaiki kinerja; Ini adalah umpan balik formatif
hanya dalam minimal cara-mengatakan. seperti penguat umpan balik, umpan balik
formatif memerlukan evaluasi mendalam kinerja dan hasilnya dan pelaku. Seorang
pekerja berpengalaman umumnya perlu umpan balik kurang rinci formatif aktif
dibandingkan pekerja baru yang relatif tidak berpengalaman.
Selanjtunya
dikembangkan sebuah alternatif dari
tradisi Cybernetic sebelumnya, yaitu
second order cybernatic. Second order
Cybernetic meyakini bahwa peneliti tak dapat melihat bagaimana sebuah
system bekerja di luar system itu sendiri karena peneliti selalu diikat secara
sibenetika dengan system yang diobservasi. Dalam tradisi ini Claude Shannon
mengemukakan bahwa komunikasi merupakan proses informasi, dengan contoh ketika
ada telepon masuk. Dan digambarkan dengan persamaan sederhana :
Channel
capacity = Information + Noise
D. Komentar & Kritik
Teori sistem
menjelaskan dengan sederhana bagaimana
dasar dari sebuah sistem dan aplikasinya dalam proses komunikasi. Hanya saja contoh-contoh yang berhubungan
langsung dengan kasus-kasus komunikasi kurang banyak dimunculkan. Terutama
bagaimana proses transmisi informasi dengan kasus-kasus yang terjadi dan dibreakdown
secara detail dengan menggunakan teori sistem. Penjelasan tentang cybernetic
juga tidak terlalu dalam, dalam prakteknya peresume sulit mencarikan contoh
yang ideal untuk menjelaskan berbagai kasus dengan teori ini. Termasuk juga
menjelaskan bagaimana apilkasinya dalam sebuah riset dengan pendekatan
teori-teori tersebut. Namun meski demikian, teori sistem mampu menjelaskan
secara umum dan luas (meski belum dalam) tentang beberapa istilah dan kajian
baru dalam dunia komunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar